Tantangan SMA Islam di Tengah Era Digitalisasi dan Artificial Intelligence (AI)

6 Feb 2024  | 90x | Ditulis oleh : Admin
pesantren Al Masoem

Teknologi dan informasi atau era digital seperti saat ini membuat lulusan SMA islam dan sejenisnya menjadi sedikit agak diragukan, apakah bisa lulusan sekolah berbasis agama islam menjadi pemimpin yang baik di masa depan? Apakah lulusan SMA islam bisa bersaing dengan mereka yang real di sekolah yang mengedepankan digitalisasi? Sebelum kita masuk lebih jauh tentang hal seperti itu mari kita bahas dulu apa itu SMA Islam dan bagaimana lulusannya ke depannya.

Mengenal Apa itu SMA Islam

SMA Islam atau sekolah menengah islam adalah jenis sekolah tingkat menengah atas yang dipadukan dengan pendidikan agama islam. Secara umum SMA Islam adalah sekolah menengah umum yang memiliki kurikulum campuran antara diknas dan kurikulum dari kemenag. Tapi beberapa jenis sekolah ini tidak pure 100% mencampurkan dua kurikulum itu ke dalam satu kurikulum yang berlaku, contoh paling simpelnya aja Al Ma'soem sebagai salah satu SMA Islam terbaik di Bandung memberikan 2 kurikulum yang berbeda untuk tingkat SD, SMP dan SMA Islamic Full Day School. Yaitu kurikulum Merdeka Belajar dari KEMENDIKBUD dan kurikulum Al Masoem yang didalamnya terdapat pendidikan agama islam dan juga pendidikan karakter. 

Khusus untuk yang Full Day School pendidikan agama di berbagai tingkatan berbeda beda seperti SD minimal hafal juz 30 meskipun tahun ajaran ini katanya ada peningkatan menjadi minimal 2 juz, untuk tingkat SMP minimal 3 juz dengan program peminatan mengingat pada jenjang ini masih ada beberapa siswa yang belum bisa mengaji jadi Al Masoem bagi 2 yaitu untuk yang berminat kami kasih target minimal juz 30 dan alhamdulilah banyak yang mencapai lebih dari 3 juz. Untuk jenjang SMA, SMA islam ini memberikan pemfokusan siswa kepada jenjang perguruan tinggi negeri, sehingga bagi para calon siswa non alumni kami hanya memberikan target minimal hafal 1 juz saja berbeda dengan alumni yaitu minimal mereka hafal 3 juz tapi semua tetap tergantung dari minat dan bakat siswanya.

SMA islam ini mewajibkan shalat berjamaah baik itu dzuhur dan ashar bagi para peserta didik tingkat SMA dan SMP Full Day. Khusus Pesantren wajib shalat 5 waktu berjamaah.

Tantangan Lulusan SMA Berbasis Agama Islam 

Tantangan utama lulusan SMA berbasis agama islam adalah mereka yang lulus di sekolah formal yang mengedepankan digitalisasi? Kurang tepat, semua jenis sekolah lain adalah tantangan tersendiri bagi sekolah berbasis agama islam. Karena semua jenis sekolah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Disini sekolah islam memiliki kelebihan juga dibandingkan jenis sekolah lain. Salah satunya adalah lulusan SMA islam pasti memiliki ilmu agama yang lebih tinggi ditambah juga mereka memiliki ilmu pendidikan formal. Ini yang membuat luluh jenis sekolah ini jauh lebih memiliki peluang yang jauh lebih besar dibandingkan jenis sekolah lainnya. Ditambah lagi jika mereka mengambil sistem sekolah berpesantren maka masa depan lulusan sekolah ini akan jauh lebih luas lagi karena mereka memiliki jenis ijazah yaitu ijazah Pesantren dan Sekolah Formal.

Tantangan sebenarnya dari lulusan SMA berbasis agama islam tidak lain tidak bukan adalah teknologi, sistem informasi dan AI. Ini yang membuat kenapa penting orang tua untuk lebih paham betapa pentingnya SMP dan SMA Islam, karena tantangan sebenarnya lulusan dari SMP dan SMA islam saat ini adalah teknologi dan AI bukan lagi manusia. Putra putri kita dimasa depan lebih berat karena mereka akan bersaing lapangan pekerjaan dengan kecerdasan buatan lantas bagaimana caranya mereka agar bisa berhasil melawan tantangan itu? Berikut tipsnya.

Tips bagi Lulusan SMA Islam untuk Bisa Bersaing dengan AI

Kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan mulai mengambil alih beberapa tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana manusia dapat bersaing dengan AI di masa depan. Berikut beberapa tips bagi manusia untuk bisa bersaing dengan AI:

1. Kembangkan Keterampilan yang Unik dan Komplementer:

AI unggul dalam tugas-tugas yang bersifat repetitif, terstruktur, dan berbasis data. Oleh karena itu, manusia perlu fokus mengembangkan keterampilan yang unik dan komplementer yang tidak mudah ditiru oleh AI, seperti:

  1. Kreativitas: Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, memecahkan masalah dengan cara yang inovatif, dan menciptakan karya seni yang orisinal.
  2. Keterampilan interpersonal: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan dengan orang lain, dan bekerja sama dalam tim.
  3. Kecerdasan emosional: Kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.
  4. Keterampilan berpikir kritis: Kemampuan untuk menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang tepat.

2. Terus Belajar dan Beradaptasi:

Teknologi AI terus berkembang pesat, sehingga manusia perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan, membaca buku dan artikel terbaru, dan mengikuti perkembangan teknologi terkini.

3. Memanfaatkan Keunggulan AI:

Meskipun AI merupakan pesaing, AI juga dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi manusia. Manusia dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi kerja, mengotomatiskan tugas-tugas yang repetitif, dan mendapatkan insights baru dari data. Dalam pendidikan SMA islam pemanfaatan AI sudah mulai di lansakan khusus nya di SMA islam Al Masoem dimana flyer dan pembuatan hal hal seperti spanduk dll sudah menggunakan AI sebagai sarana penunjang pembuatannya.

4. Berkolaborasi dengan AI:

Alih-alih bersaing dengan AI, manusia dapat memilih untuk berkolaborasi dengan AI. Dengan menggabungkan kekuatan AI dan manusia, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dan menyelesaikan masalah yang lebih kompleks.

5. Berfokus pada Nilai-Nilai Kemanusiaan:

AI tidak memiliki nilai-nilai moral seperti manusia. Oleh karena itu, manusia perlu fokus pada nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, empati, dan keadilan. Nilai-nilai ini akan menjadi pembeda utama antara manusia dan AI. Sekolah Islam lah yang lebih mampu mengembangkan nilai nilai kemanusiaan kepada para peserta didiknya. Karena pada jenis sekolah ini siswa dituntut untuk bisa memanusiakan manusia lainnya faktanya tidak boleh ada perkelahian, tidak boleh ada pelanggaran seperti bullying dan lain sebagainya bahkan mereka yang melanggar akan diberikan sanksi yang tegas.

Meskipun AI merupakan pesaing yang kuat, manusia masih memiliki banyak peluang untuk bersaing dan bahkan unggul dalam era AI. Dengan mengembangkan keterampilan yang unik, terus belajar dan beradaptasi, memanfaatkan AI, berkolaborasi dengan AI, dan berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan, manusia dapat memastikan masa depan yang cerah di era AI.

#Tag
Artikel Terkait
Mungkin Kamu Juga Suka
Bimbingan dan Konseling
Scroll Top