Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia, Pilar Masa Depan yang Berkelanjutan

22 Agu 2024  | 412x | Ditulis oleh : Penulis
Keanekaragaman Hayati

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Terhampar dari Sabang hingga Merauke, negeri ini menyimpan lebih dari 17.000 pulau dengan berbagai jenis ekosistem, mulai dari hutan hujan tropis, savana, hingga ekosistem laut yang begitu kaya. Tak heran, Indonesia sering disebut sebagai "mega-biodiversity country" yang menyumbang sekitar 10% dari seluruh spesies yang ada di dunia. Namun, di balik keindahan dan kekayaan alam ini, terdapat tantangan besar dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati agar tetap lestari dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.  

Pentingnya Keanekaragaman Hayati 

Keanekaragaman hayati adalah fondasi dari keseimbangan ekosistem yang mendukung kehidupan di bumi. Setiap spesies, baik flora maupun fauna, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Misalnya, hutan hujan tropis yang ada di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang kita hirup setiap hari. Selain itu, keanekaragaman hayati juga menjadi sumber dari banyak bahan pangan, obat-obatan, dan produk lainnya yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Namun, nilai keanekaragaman hayati tidak hanya terbatas pada manfaat ekonomi atau ekologis. Bagi banyak komunitas lokal di Indonesia, keanekaragaman hayati juga memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Tumbuhan dan hewan tertentu sering kali menjadi bagian integral dari tradisi, kepercayaan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat adat di berbagai daerah. 

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia 

Sayangnya, keanekaragaman hayati di Indonesia menghadapi ancaman yang serius. Perubahan penggunaan lahan, seperti deforestasi untuk perkebunan dan pemukiman, menjadi penyebab utama hilangnya habitat bagi banyak spesies. Selain itu, perburuan liar, perdagangan ilegal satwa, dan polusi juga berkontribusi terhadap menurunnya populasi berbagai spesies. Di sektor kelautan, penangkapan ikan berlebihan, pencemaran laut, dan perubahan iklim juga mengancam ekosistem terumbu karang yang sangat kaya di perairan Indonesia. 

Salah satu contoh nyata adalah hilangnya hutan di Kalimantan dan Sumatera yang menyebabkan penurunan drastis populasi orangutan, spesies yang hanya dapat ditemukan di dua pulau tersebut. Orangutan, yang merupakan spesies kunci dalam ekosistem hutan tropis, kini terancam punah akibat habitat mereka yang semakin menyempit. 

Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati 

Untuk mengatasi berbagai ancaman tersebut, berbagai upaya pelestarian keanekaragaman hayati telah dilakukan oleh pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Di tingkat nasional, Indonesia telah memiliki berbagai kebijakan dan undang-undang yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati, seperti UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Selain itu, Indonesia juga menjadi bagian dari berbagai konvensi internasional terkait perlindungan keanekaragaman hayati, seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD). 

Pemerintah juga telah menetapkan berbagai kawasan konservasi, seperti taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa, yang bertujuan untuk melindungi spesies-spesies langka dan terancam punah. Salah satu upaya yang menonjol adalah program restorasi hutan, di mana lahan-lahan kritis diubah kembali menjadi hutan yang berfungsi sebagai habitat bagi flora dan fauna. 

Di samping itu, kerjasama antara pemerintah, akademisi, LSM, dan masyarakat lokal juga menjadi kunci keberhasilan upaya pelestarian ini. Program-program yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi telah menunjukkan hasil yang positif, terutama dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga alam. 

Komitmen PGN Saka dalam Melestarikan Keanekaragaman Hayati 

PGN Saka, sebagai bagian dari Holding Energi Indonesia, juga memiliki peran penting dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Dengan visi menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang menguntungkan dan kuat secara finansial, PGN Saka memahami bahwa kesuksesan jangka panjang dalam bisnis tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab terhadap lingkungan. Mereka menyadari bahwa menjaga kelestarian keanekaragaman hayati adalah bagian dari tanggung jawab ini. 

Sebagai bentuk komitmen nyata, PGN Saka berupaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam di kalangan karyawan dan pihak terkait. Mereka tidak hanya berfokus pada perlindungan lingkungan secara umum, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada perlindungan keanekaragaman hayati. Hal ini diwujudkan dalam berbagai program yang mendukung upaya pemerintah dalam melindungi spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. 

Berikut adalah beberpa program keberlanjutan PGN Saka dalam pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia: 

1. Monitoring & Evaluasi 

  • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan serta pertumbuhan mangrove yang telah ditanam. 
  • Memberikan arahan dan rekomendasi dalam pengelolaan kawasan mangrove secara berkelanjutan. 

2. Penanaman Mangrove 

  • Melaksanakan penanaman mangrove di Banyuurip Mangrove Center (BMC) untuk meningkatkan keanekaragaman hayati. 
  • Mengurangi potensi abrasi di daerah pesisir pantai melalui penanaman mangrove. 

3. Pembibitan Mangrove 

  • Mendukung kegiatan pembibitan mangrove di Banyuurip Mangrove Center (BMC). 
  • Menghasilkan bibit mangrove dalam jumlah besar untuk rehabilitasi hutan mangrove, baik di Banyuurip maupun wilayah lain. 

4. Ekowisata Mangrove BMC 

  • Mengembangkan kawasan BMC menjadi area wisata dengan konsep ekowisata mangrove. 
  • Mendorong potensi ekonomi alternatif melalui pengelolaan ekowisata yang baik. 

5. Sharing Knowledge 

  • Mengadakan pertemuan rutin dengan masyarakat terkait pengelolaan Kawasan Banyuurip Mangrove Center dan sekitarnya. 
  • Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan mangrove secara berkelanjutan. 

6. Pembuatan Buku ISBN 

  • Menulis dan menerbitkan buku dengan ISBN yang menggambarkan kondisi mangrove di BMC. 
  • Buku ini menjelaskan jenis-jenis mangrove dan tingkat keanekaragaman hayati yang ada di dalam kawasan tersebut. 

PGN Saka juga mendukung perlindungan keanekaragaman hayati melalui pendekatan insitu dan eksitu. Insitu melibatkan perlindungan spesies di habitat aslinya, sementara eksitu melibatkan perlindungan spesies di luar habitat aslinya, seperti di kebun binatang atau kebun raya. Selain itu, PGN Saka menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi, instansi pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang efektif dalam menjaga kelestarian alam. 

Dengan sumber daya manusia yang kompeten dan strategi yang tepat, PGN Saka berkomitmen untuk berperan aktif dalam menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia. Mereka percaya bahwa melalui upaya bersama, masa depan yang berkelanjutan dapat diwujudkan, di mana keanekaragaman hayati yang kaya ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. 

#Tag
Artikel Terkait
Mungkin Kamu Juga Suka
Rajakomen
Scroll Top